==== Kisah penuh hikmah ini sungguh memberikan pelajaran berharga bahwa apa yang dipilihkan oleh Allah SWT buat kita adalah yang terbaik. Boleh jadi apa menurut kita buruk ternyata baik bagi Allah, dan sebaliknya boleh jadi apa yang baik menurut kita ternyata buruk bagi Allah SWT.
PILIHANALLAH PASTI YANG TERBAIK | CERAMAH GUS BAHA ~ Your Brother - YouTube. 0:00 / 32:04. #yourbrother #gusbaha #tasawuf.
Sesipersekolahan PASTI bagi Kawasan Tambun akan bermula pada 5 Januari 2009 (Isnin). Kepada para ibubapa dan murid-murid baru PASTI diucapkan "SELAMAT DATANG" ke PASTI.Semoga usaha kita yang kerdil ini untuk mendidik anak-anak pada peringkat awal dengan pendidikan Islam akan membuahkan hasil yang dapat menerangi dunia dengan para cendikiawan Islam yang unggul dan beriman kepada Allah.
Dansyariat Allah pasti semuanya adil, syariat Allah pasti yang terbaik dan maslahat. Kata Syaikh Utsaimin dari ayat ini kita ambil beberapa faidah: Pertama, ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengetahui apa yang akan terjadi sebelum terjadinya. Karena Allah mengatakan "سَيَقُولُ". Kata سَ dalam bahasa Arab menunjukkan yang akan
. Al Khair Khairutullaah, Pilihan Allah adalah yang terbaik. Tak ada kesia-siaan dalam Allah menciptakan sesuatu untuk hamba-Nya, Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia inginkan.“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”QS. Al Baqarah 216Mungkin cerita ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi kita walaupun kebenaran cerita ini belum diketahui shahihnya namun kita bisa memetik pelajaran berharga dari cerita ini bahwa pilihan Allah adalah yang masa, ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya, setiap rakyatnya mendapat musibah dia selalu mengatakan Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, sehingga menjadi lapanglah hati rakyatnya mendengar hal hari sang raja mendapat musibah jari tangannya putus, lalu ia mengadu kepada salah seorang menteri kesayangannya, dan menteri tersebut mengatakan kepada raja hal yang biasa ia katakan pada rakyatnya, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang hal ini sang raja murka dan memenjarakan perdana menteri hari raja bersama pasukannya pergi berburu dan mereka tersesat jauh di dalam hutan dan tertangkap sekelompok penyembah roh. Satu persatu pasukan raja di sembelih untuk di persembahkan ke dewa penyembah roh tadi hingga tiba giliran araja mereka melihat jari raja yang terputus sehingga mereka tidak jadi menyembelih raja karena dianggap cacat. akhirnya raja selamat dan kembali ke segera membebaskan menteri yang ia penjarakan tadi dan berkata benar apa yang engkau bilang wahai menteri Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang terbaik, lalu ia menceritakan apa yang terjadi pada menteri sang raja bertanya pada menteri lalu apakah penjara bagimu adalah yang terbaik pilihan Allah? sang menteri menjawab benar wahai raja, Al Khair Khairutullah, pilihan Allah adalah yang raja bertanya apa terus apakah hikmahnya bagimu wahai menteri?Menteri menjawab seandainya saya tidak masuk penjara tentunya saya akan ikut bersama raja berburu dan tentunya saya sudah disembelih bersama pasukan lainnya. namun Allah menyelematkan saya dengan memasukkan saya ke teman, apa yang tampak pahit di mata manusia, ternyata penuh kebaikan di hadapan Allah dan ternyata berakhir kebahagiaan tiada terkira menjadi anugerah yang begitu berharga. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahuiBanyak sekali kisah yang sudah pasti shahih dalam Al-Qur’an yang menceritakan perihal jalan keburukan namun sebenarnya itu hanyalah sebuah rentetan scenario taksir dari Allah lihatlah kisah Ibu Nabi Musa AS ketika ia harus melemparkan anaknya ke sungai… bukankah kita mendapatkan bahwa tidak ada yang lebih dibenci oleh Ibu Musa daripada jatuhnya anaknya di tangan keluarga Fir’aun? namun meskipun demikian tampaklah akibatnya yang terpuji dan pengaruhnya yang baik di hari-hari berikutnya, dan inilah yang diungkapkan oleh ayat. Bagaimana seorang raja yang dzalim akan dihancurkan anak yang dibesarkan pula kisah Nabi Yusuf AS ketika beliau harus berpisah dengan ayah beliau Nabi Ya’qub AS, ketika beliau harus dimasukkan ke dalam sumur dan diambil oleh kafilah dagang… kemudian nasibnya dijual dan dirampas kebebasan menjadi seorang budak. Dan pada akhirnya setelah melalui berbagai cobaan. Beliau menjadi seorang perdana menteri yang arif dan masyhur.
Pilihan Allah Pasti yang TerbaikPilihan Allah untuk seorang hamba pasti yang terbaik. Sedangkan pilihan yang diinginkan hawa nafsu pasti buruk jahat.Dalam kehidupan di dunia ini, setiap diri akan berhadapan dengan kedua pilihan tersebut. Adakah pilihan terbaik dapat dijadikan sebagai dasar untuk berbuat dalam banyak aspek kehidupan di dunia ini, atau sebaliknya, terpilih yang buruk atau jahat untuk memenuhi kepuasan yang merugikan? Semua terserah kepada setiap diri untuk Yang Maha Mulia telah menjelaskan semuanya di dalam Al-Quran. Alangkah indahnya hidup dipenuhi dengan kehendak Allah karena Dia Allah adalah Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Maha pun yang Dikehendaki Allah Pasti Tidak MerugikanApa pun yang dikehendaki Allah, maka hasilnya adalah yang tidak merugikan dan menyengsarakan seorang untuk mengikuti kehendak Allah ternyata sangat tidak disukai oleh iblis laknatullah 'alaih, maka tidak semua kaum mukmin dengan sangat mudah mengikuti kehendak-Nya jika tanpa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan itu, beribadah yang dikehendaki Allah pasti berbeda dengan beribadah karena terdorong oleh keinginan hawa nafsu. Adakah setiap diri memahami ibadah karena Allah berbeda dengan ibadah karena terpaksa?Ibadah karena Allah diletakkan pada ketulusan hatinya dalam menyembah kepada-Nya, sedangkan ibadah karena terpaksa didasarkan hanya karena sekedarnya saja untuk memenuhi baik itu adalah kewajiban, misalnya, lalu adakah berbuat baik itu karena Allah atau karena terpaksa?Jika berbuat baik demi memenuhi keinginan hawa nafsu untuk meraih pujian, maka berbuat baiknya tidak tulus. Adakah pahalanya dapat diperoleh?Berbuat baik yang demikian, pahalanya tidak akan diperoleh selain hanya mendapat pujian semata-mata. Maka, merugilah orang yang berbuat baik karena terdorong keinginan hawa nafsu, yang dilakukan hanya untuk memperoleh baik mengikuti kehendak Allah membutuhkan kesucian jiwa untuk menjalankannya. Artinya, selama hati kita masih tercemari oleh penyakit-penyakit hati, terasa masih sangat sulit untuk membedakan antara perintah dari Yang Hak dengan bisikan dari yang hati sudah sepatutnya diperjuangkan dengan tidak pernah melupakan Allah di hati zikir khafi. Insya Allah, di dalam hati ada pesan-pesan kebenaran yang mudah ditangkap sebagai petunjuk pelaksanaan untuk setiap perbuatan dan perkataan yang dikehendaki Allah.***
Oleh AHMAD AGUS FITRIAWANOLEH AHMAD AGUS FITRIAWAN Alkisah, seorang raja dan seorang menteri. Menterinya ini senantiasa berkata “Yang terbaik adalah pilihan Allah SWT.” Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasihati oleh sang menteri dengan mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Suatu saat sang raja yang terkena musibah. Jari raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri datang dengan tetap mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah. Jarimu putus itu adalah yang terbaik. Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun tersinggung dan marah. Dia mengatakan, “Jari saya putus yang terbaik? Penjarakan dia!” Akhirnya, sang menteri dipenjara. Tatkala di penjara, dengan mudah menteri ini mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Ternyata benar, suatu saat sang raja pergi bersama bawahannya untuk berburu atau suatu keperluan. Mereka terjebak, pergi ke tempat yang jauh, lalu mereka ditangkap oleh segerombolan orang penyembah dewa tertentu. Mereka ditangkap dan disembelih satu per satu sebagai tumbal untuk dewa-dewa mereka. Tatkala tiba giliran sang raja, mereka dapati jari raja ini putus. Mereka anggap raja ini orang yang cacat yang tidak pantas dikorbankan untuk sesembahan mereka. Akhirnya raja pun dibebaskan. Saat itulah sang raja sadar akan kebenaran perkataan menterinya. Jarinya yang putus ini adalah suatu kebahagiaan, merupakan anugerah sehingga dia tidak jadi dibunuh oleh orang-orang tersebut. Ia pulang dengan begitu semangat, lalu membebaskan sang menteri. Raja mengatakan, “Benar perkataanmu, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Saya bisa selamat dari cengkeraman mereka.” “Namun, saya ingin bertanya, mengapa waktu engkau dipenjara, kau katakan yang terbaik adalah pilihan Allah SWT? Apa kebaikan yang kau alami di penjara?” tanya sang raja. Menteri menjawab, “Seandainya saya tidak dipenjara, saya akan pergi turut serta berburu bersamamu. Saya akan ditangkap dan disembelih oleh mereka. Oleh karena itu, saya dipenjara adalah yang terbaik.” Kisah di atas memberikan pelajaran berharga. Pertama, percayalah takdir Allah SWT pasti yang terbaik untuk kita, sekalipun terlihat berat, sulit, pahit, dan tidak menyenangkan. Sungguh Allah SWT lebih mengetahui kemaslahatan yang terbaik bagi seorang hamba daripada hamba itu sendiri QS 4 19. Kedua, janganlah selalu merasa ketika Allah memberikan kita takdir yang sulit untuk dilakukan lantas langsung berprasangka buruk kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah SWT tidak membebankan segala sesuatu kepada hambanya melainkan karena kesanggupannya 286. Ketiga, selipkanlah rasa syukur dan tumbuhkanlah kesabaran atas setiap takdir yang menimpa diri. Keempat, belajarlah tawakal dan berserah kepada Allah, meyakini bahwa rencana dan takdir Allah yang terbaik dan indah. Kita boleh bercita-cita dan berencana, tapi yakinlah jika kita sudah berusaha dan berdoa maka keputusan Allah SWT adalah yang terbaik, meskipun terkadang menurut kasat mata adalah buruk bagi kita QS 40 60 dan QS 3 159. Semoga kita menjadi seseorang yang senantiasa berprasangka baik terhadap Allah dan meyakini bahwa takdir-Nya adalah pilihan yang terbaik untuk kita setelah kita berdoa dan berusaha. Wallahu a’lam.
SAHABAT Abu Dzar Radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa kondisi susah miskin atau sakit lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang kaya dan sehat Imam adz-Dzahabi dan Ibnu Katsir menukil dalam biografi sahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan sahabat Abu Dzar Radhiyallahu anhu. “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan kondisi sakit lebih aku sukai daripada kondisi sehat.” Maka al-Hasan bin Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah, Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya, maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang telah Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha menerima segala ketentuan takdir Allah dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hamba-Nya.’” Karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untuk tidak melanggar perintah Allah dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan akan merusak agama kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian, adalah jika perhiasan dunia dibentangkan diijadikan berlimpah bagi kalian sebagaimana perhiasan dunia dibentangkan bagi umat terdahulu sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga akibatnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka,” HR. Al-Bukhari dan Muslim Al-Hasan bin Ali mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekuensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Yaitu ridha kepada Allah sebagai Rabb Pencipta, Pengatur, Pelindung, dan Penguasa bagi alam semesta, yang berarti ridha juga kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa saja yang diberikan dan yang tidak diberikan oleh-Nya. Kitab Fiqhul Asma’il Husna Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih manisnya dan sempurnanya iman, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan manisnya iman, orang yang ridha dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai Rabb-Nya dan Islam sebagai agamanya serta Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai rasulnya,” Muslim Bersandar dan berserah diri kepada Allah adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya. Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri telah menjanjikan hal ini dalam QS. Ath-Thalaq ayat 3 bahwa Allah akan mencukupi orang yang senantiasa bertawakal kepada-Nya. Semoga kita senantiasa bersyukur dan ridha atas apa yang telah Allah tetapkan. [] Sumber Al-Mawaddah Jumadal Ula 1435 H. Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma’had al-Furqon al-Islami oleh muslimah
pilihan allah pasti yang terbaik